Sabtu (9/11) Program Studi Ilmu Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mengadakan webinar bertajuk “Antisipasi dan Pemecahan Masalah Kekerasan Seksual dalam Perspektif Ilmu Pendidikan” dan “Artificial Intelligence (AI) dalam Tinjauan Ilmu Pendidikan”. Acara ini menghadirkan dua narasumber pakar, yaitu Prof. Dr. Farida Hanum, M.Pd. dan Prof. Herman Dwi Surjono, M.Sc., MT., Ph.D., yang memberikan wawasan mendalam terkait isu-isu penting dalam dunia pendidikan.

Dalam sesi pertama, Prof. Dr. Farida Hanum, M.Pd. mengupas persoalan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, yang sering kali terjadi namun belum sepenuhnya tertangani secara efektif. Beliau menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai langkah preventif, serta kebijakan tegas yang melindungi korban dan memberikan sanksi kepada pelaku.

“Kekerasan seksual tidak hanya merusak individu, tetapi juga sistem pendidikan secara keseluruhan. Kita perlu memperkuat literasi tentang kekerasan seksual kepada siswa, guru, dan masyarakat,” jelas Prof. Farida. Ia juga menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman di institusi pendidikan.

Selanjutnya sesi kedua menghadirkan Prof. Herman Dwi Surjono, M.Sc., MT., Ph.D., yang membahas peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence - AI) dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Beliau menjelaskan bagaimana AI dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek pendidikan, seperti personalisasi pembelajaran, analisis data siswa, dan pengembangan kurikulum berbasis teknologi.

“AI memiliki potensi besar untuk merevolusi sistem pendidikan. Namun, penting untuk memastikan bahwa penggunaannya tetap mematuhi nilai-nilai etika dan tidak menggantikan peran utama guru sebagai pendidik,” ujar Prof. Herman. Ia juga menyoroti tantangan yang muncul, seperti kesenjangan akses teknologi dan risiko penyalahgunaan data siswa.

Webinar ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah. Sesi tanya jawab interaktif berlangsung dinamis, di mana peserta menyampaikan pandangan dan bertukar ide terkait dua isu penting tersebut. Webinar ditutup dengan harapan agar kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan pendidikan di era modern ini. (ant)

.