Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menerima kunjungan akademik dari Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bengkulu (UNIB) pada Selasa (2/9). Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus membuka peluang kerja sama dalam bidang pendidikan, riset, dan pengembangan sumber daya manusia.

Rombongan UNIB dipimpin oleh Kaprodi S-2 Ilmu Komunikasi, Dr. Dhanurseto Hadiprashada, M.Si., dan disambut hangat oleh Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Riset, dan Kerja Sama Sekolah Pascasarjana UNY, Prof. Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd. Dalam sambutannya, Prof. Dyah memperkenalkan jajaran pimpinan dan menyampaikan bahwa saat ini Sekolah Pascasarjana UNY mengelola 12 program studi, yang terdiri atas 7 program reguler dan 5 program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

“Kami sangat terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan UNIB, baik di bidang pendidikan, penelitian, maupun kegiatan akademik lainnya. Terlebih dengan adanya program PJJ, kami berharap dapat memberikan alternatif pendidikan yang fleksibel bagi dosen dan mahasiswa di berbagai daerah,” ujar Prof. Dyah.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Dhanurseto menyampaikan apresiasinya atas penerimaan yang hangat dari UNY. Ia juga menegaskan bahwa peluang riset di Bengkulu sangat besar, sehingga kerja sama antara kedua institusi diyakini akan memberikan manfaat yang nyata.

Diskusi yang dipimpin oleh Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Umum, dan Keuangan, menghadirkan berbagai pertanyaan dari rombongan UNIB, di antaranya terkait regulasi program jarak jauh, perbedaan mata kuliah antara reguler dan PJJ, hingga skema biaya kuliah (UKT).

Dr. Gushevinalti, M.Si., misalnya, menyoroti pentingnya pembelajaran jarak jauh. “Di Bengkulu belum ada program studi yang diselenggarakan secara jarak jauh. Padahal kebutuhan masyarakat akan fleksibilitas belajar semakin tinggi. Apakah secara regulasi memungkinkan mendirikan PJJ seperti di UNY?” tanyanya.

Selain itu, Prof. Dr. Panji Suminar, MA., juga tertarik mendalami proses pendirian Sekolah Pascasarjana UNY yang kini telah menjadi rujukan di berbagai bidang studi. Sementara itu, mahasiswa turut aktif bertanya mengenai ketersediaan beasiswa, khususnya bagi lulusan TNI Angkatan Udara.

Seluruh pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh jajaran pimpinan Sekolah Pascasarjana UNY. Prof. Dyah menegaskan bahwa PJJ telah diatur secara regulasi dan menjadi salah satu inovasi pendidikan tinggi di era digital. Ia juga menjelaskan bahwa UNY menyediakan berbagai mekanisme pembiayaan dan membuka ruang diskusi lanjutan untuk kerja sama beasiswa.

Pertemuan ini ditutup dengan harapan agar kerja sama antara UNY dan UNIB dapat segera terjalin dalam bentuk konkret, baik melalui riset kolaboratif, pengembangan PJJ, maupun pertukaran dosen dan mahasiswa. (LS)