Mengupas Tuntas Teori Respons Butir dalam Penelitian Pendidikan

Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP), Sekolah Pascasarjana (SPs), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar kuliah umum sebagai bagian dari rangkaian acara profesor tamu (visiting professor). Kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa Program Studi S2 dan S3 PEP dengan menghadirkan Prof. Dr. Elena Kardanova dari Center of Psychometrics and Educational Measurement, Institute of Education, HSE University (National Research University Higher School of Economics, Moscow, Russia).

Dalam kuliah umum yang berlangsung selama 100 menit ini, Elena membawakan topik mengenai "Penggunaan Teori Respons Butir (Item Response Theory, IRT) dalam Penelitian." Acara tersebut dipandu oleh seorang mahasiswa Program Studi S3 PEP UNY.

Elena memulai kuliah dengan menjelaskan perbedaan antara teori tes klasik dan teori tes modern, serta tren dalam kedua teori pengukuran tersebut. Ia memperkenalkan pemodelan Rasch dan model IRT, serta bagaimana penerapan IRT dapat digunakan untuk analisis butir dan skala, menyelidiki kemajuan belajar peserta didik, mendeteksi pengaruh penilai (rater), dan penggunaan IRT dalam computer adaptive testing (CAT).

Ia juga membagikan berbagai penelitian yang telah dilakukannya terkait dengan penggunaan IRT, khususnya dalam konteks Rusia. Elena menekankan bahwa tren pengukuran pendidikan modern saat ini berpusat pada pengukuran kemajuan belajar peserta didik, keterampilan kompleks abad 21, integrasi teknologi dalam asesmen, dan peningkatan kualitas instrumen pengukuran melalui IRT. Menurutnya, IRT memiliki keunggulan dibandingkan teori tes klasik, seperti parameter kemampuan peserta tes yang tidak bergantung pada tes dan parameter butir yang tidak tergantung pada sampel.

Dalam sesi tersebut, Elena membahas secara detail paradigma teori tes modern berupa pemodelan Rasch, baik untuk butir dikotomus maupun politomus. Pembahasan ini mencakup berbagai model Rasch untuk butir politomus seperti partial credit model (PCM) dan graded response model (GRM), termasuk rating scale model (RSM). Many-facet Rasch measurement (MFRM) juga dijelaskan, yang memungkinkan pengembang tes memastikan konsistensi penilai dalam memberikan skor atau nilai.

Pada bagian akhir kuliah, Elena mengulas penggunaan IRT dalam mengembangkan CAT. Pengembangan CAT, menurutnya, memerlukan proses mulai dari pengembangan butir tes yang terkalibrasi, menentukan aturan permulaan, memilih butir-butir tes, aturan penskoran, hingga kapan tes berakhir.

Elena menutup kuliah dengan menekankan kelebihan dan tantangan dalam penggunaan IRT. Kelebihan IRT meliputi penyediaan bukti validitas instrumen pengukuran, estimasi karakteristik butir dan tes, estimasi kemampuan peserta tes, serta pengembangan tes yang adaptif. Namun, tantangan yang dihadapi termasuk kompleksitas model IRT yang lebih tinggi, kebutuhan akan ukuran sampel yang lebih besar, dan interpretasi hasil analisis yang tidak mudah dipahami oleh semua orang, termasuk guru. Kuliah umum ini memberikan wawasan yang mendalam dan komprehensif mengenai IRT, sekaligus memperkaya pengetahuan para mahasiswa PEP SPs UNY dalam penelitian pendidikan. (ibnu/ant)

 

 

.